Islamic Widget

Showing posts with label Duhai Teman Sejatiku. Show all posts
Showing posts with label Duhai Teman Sejatiku. Show all posts

Tuesday, 22 November 2011

♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥
Sometimes you just need to leave some GOOD things behind.. even if they could be the BEST things that have ever happened to you. Learn to let go. You will appreciate others n their presence.. The most valuable gift of all is just your prayers that your beloved ones you're leaving behind would always be in Allah's care, blessings and guidance. InsyaAllah, everything would be OK (✿◕‿◕)
 
~Berhenti apabila cukup, memadai apabila sederhana~

Saturday, 20 August 2011

Tika ia luruh....

♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥

Tika titis air mata luruh ke bumi,
biarlah hanya Allah mengetahui,
kerana hanya Dialah penyembuh luka,
pemberi bahagia kpd hati dan naluri.
Ujian Allah datang kerana kasihNya kpd hambaNya..
agar iman terus meningkat, hati semakin dekat
dan jiwa semakin akrab denganNya
~ Inspirasi Hatiku ~

 
~Berhenti apabila cukup, memadai apabila sederhana~

Sunday, 27 February 2011

A Reason, A Season or A Lifetime..?

♥♥♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥

People come into your life for a reason, a season or a lifetime. When you know which one it is, you will know what to do for that person. When someone is in your life for a REASON, it is usually to meet a need you have expressed.

They have come to assist you through a difficulty, to provide you with guidance and support, to aid you physically, emotionally or spiritually. They may seem like a godsend and they are. They are there for the reason you need them to be.

Then, without any wrongdoing on your part or at an inconvenient time, this person will say or do something to bring the relationship to an end. Sometimes they die. Sometimes they walk away. Sometimes they act up and force you to take a stand.

What we must realize is that our need has been met, our desire fulfilled, their work is done. The prayer you sent up has been answered and now it is time to move on.

Some people come into your life for a SEASON, because your turn has come to share, grow or learn. They bring you an experience of peace or make you laugh. They may teach you something you have never done. They usually give you an unbelievable amount of joy. Believe it, it is real. But only for a season.

LIFETIME relationships teach you lifetime lessons, things you must build upon in order to have a solid emotional foundation. Your job is to accept the lesson, love the person and put what you have learned to use in all other relationships and areas of your life.

It is said that love is blind but friendship is clairvoyant. Thank you for being a part of my life, whether you were a reason, a season or a lifetime.


 
~Berhenti apabila cukup, memadai apabila sederhana~

Thursday, 16 December 2010

بارك الله لكما ~*Baraka-Allahu-Lakuma*~



Kepada semua yang berkenaan… doaku untuk kalian…
بارك الله لكما وبارك عليكما وجمع بينكما في خير
Barakallahu lakuma wabaraka a'laikuma wajamaa' bainakuma fii khoir
Semoga Allah memberkati kamu berdua dan semoga kamu berdua dihimpunkan dalam kebaikan. Semoga jodoh berkekalan hingga ke syurga. Amin, Ya Rabb.

~Berhenti apabila cukup, memadai apabila sederhana~

Wednesday, 15 December 2010

Rapuh ibarat Sarang Labah-labah

(Sumber: Sebutir Kasih Sejuta Sayang)
 
Ya Allah, ampunilah aku, imanku rapuh seperti sarang labah-labah 
Detik waktu terus berjalan meninggalkan kita,
Berhias gelap dan terang mewarnai alam semasta,
Suka dan duka tangis dan tawa coretan hidup manusia,
Tergores bagai lukisan tercatat di Khalam Mu yang nyata.

Seribu mimpi berjuta sepi mecorakkan setiap jiwa ini
Hadir bagai teman sejati memberi tanpa di pinta biarpun sekali,
Di antara lelahnya jiwa namun ku gagai jua hati ini,
Dalam resah dan air mata bertandang tidak ku sedari,
Kupersembahkan kepadaMu Wahai Ilahi Rabul Izati,
Yang terindah dalam hidup cinta Mu adalah yang pasti lagi hakiki.

Meskipun ku rapuh dalam langkah hayut dalam buayan alpa,
Kadang tak setia kepadaMu Ya Allah yang tak terhingga kasih-Nya,
Namun cinta dalam jiwa Tuhan menebal itu yang ku damba,
Hanyalah padaMu Tuhan yang Maha Bijak Sana.

Maafkanlah bila hati ku dahulu terkadang lalai mengingati-Mu,
Tak sempurna daku mencintaiMu sebelum ini terhadap-Mu,
Dalam dadaku harap hanya pada Mu Tuhan yang satu,
Tuhan yang bertahta dihati ku sehingga akhir hayatku,
Detik waktu terus berlalu semua berakhir padaMu.
 
Ya Allah, ampunilah aku, imanku rapuh seperti sarang labah-labah...

"Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah labah-labah kalau mereka mengetahui..." (al 'Ankabut:41 )


~Berhenti apabila cukup, memadai apabila sederhana~

Aku Ingin Mencintaimu

" Aku Ingin Mencintaimu "

by RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF on Wednesday, December 8, 2010 at 9:00pm

♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥

Aku ingin mencintaimu karena sifatmu yang ceria
menjadi semangat yang menyala di dalam hati ini
tapi kemudian aku bertanya
bila keceriaan itu kelam dirundung duka
seberapa muram cintaku kan ada?

Aku ingin mencintaimu karena ramah hatimu
memberi kehangatan dalam setiap sapaanmu
tapi kemudian aku bertanya
kiranya keramahan itu tertutup kabut prasangka
seberapa mampu cintaku memendam praduga?

Aku ingin mencintaimu karena cerdasnya dirimu
membuatku yakin pada putusanmu
tapi kemudian aku bertanya
ketika kecerdasan itu berangsur hilang menua
seberapa bijak cintaku tuk tetap mengharapmu?

Aku ingin mencintaimu karena kemandirian yang kau miliki
menyematkan rasa bangga ku yang mengenalmu
tapi kemudian aku bertanya
jika di tengah itu rasa manjamu tiba menyeruak
seberapa cintaku tetap bersamamu?

Aku ingin mencintaimu karena tegarnya sikapmu
menambatkan rasa kagum pada kokohnya pertahananmu
tapi kemudian aku bertanya
andai ketegaran itu rapuh diterpa badai
seberapa kuat cintaku bertahan?

Aku ingin mencintaimu karena pengertian yang kau berikan
menumbuhkan ketenangan karena kepercayaan yang kau tanam
tapi kemudian aku bertanya
kelak pengertian itu tertelan oleh ego sesaat
seberapa ku mampu mengerti cinta ini?

Aku ingin mencintaimu karena luasnya danau kesabaranmu
menambah dalamnya rasa cinta semakin ku mengenalmu
tapi kemudian aku bertanya
mungkin kesabaran itu mencapai batas membendung kesalahanku
seberapa besar cinta mampu memaafkan?

Aku ingin mencintaimu karena keteguhan imanmu
bagai siradj yang benderang mengantarkan cahaya
tapi kemudian aku bertanya kala iman itu jatuh menurun
seberapa berkurang akhirnya cintaku padamu?

Aku ingin mencintaimu karena kau yang tlah kupilih
sebagai cinta yang kan kupegang sepanjang hayat
tapi kemudian aku bertanya pun hati ini tergoncang
seberapa mantap cinta ini tuk tetap setia?

Andai sejuta alasan tak cukup
untuk membuat cinta ini tetap bersama dirimu
maka biar kupinta satu alasan tuk menjaga cintaku..

Aku ingin mencintaimu karena Allah..
karena Dia kan selalu ada tuk menjaga
maka cintaku kan tetap utuh dan setia
hingga kelak, ku tak mampu lagi mencintaimu
karena cintaku berpulang pada-Nya..

*untuk dia yang ku ingin mencintainya, kata yang ingin kuucap, kupegang dan kupertahankan..

setelah walimatul ursy’..

Bismillahirrahmaanirrahiim. Aku ingin mencintaimu karena Allah..

~Berhenti apabila cukup, memadai apabila sederhana~

Sejenak Ke Alam Rumah Tangga

(Sumber: Sebutir Kasih Sejuta Sayang)

Kata pujangga perempuan bagaikan angin lembutnya melenakan ributnya keresahan.

Adakalanya mereka seperti ibu menyaji kasih, menghidang sayang adakalanya mereka seperti anak ingin dibelai, minta dimanjakan adakalanya mereka seperti nenek berleter seadanya, merungut semahuannya.

Namun hakikatnya itulah mereka wanita lembut pada jiwa dalam sanubari.

Namun, kembara dalam kehidupan yang sementara ini.bahagia dan derita kita sangat berkait dengan mereka.

Psst....Tiba-tiba isteri merajuk pandai-pandailah memujuk buka telinga, tajamkan pendengaran,amati suaranya teliti dengan hati yang tenang atau emosi ?andainya emosi, belailah emosi itu jangan cuba dihadapkan secara sumpah seranah kerana si dia tak akan terdaya mengunyah hujah,berilah walau seribu sebab lengkap dengan penjelasan kerana fikiran sudah berjerebu.

Dalam situasi ini fikiran telah ditawan perasaan sebaiknya, perhaluskan kata, perindahkan bahasa jinakkan perasaan, hadiahkan senyuman.

Masih gagal ?cuba gunakan sentuhan semarakkan belaian.

Masih gagal juga ?Tunggu saja rajuknya reda emosi isteri bagai riak-riak air dalam cawan jangan digoncang...... buat selamba lambat laun, gelombang akan tenang air dicawan akan kita minum jua.

Tapi awas.....kalau ternyata, rajuknya berfakta masamnya berdata, geramnya berilmiah marahnya ada prima facieini rajuk taraf tinggi namanya perlu ditangani berhati-hati kalau ternyata benar,apa salahnya kita terima mengaku lalu berjanji serta berikrar" Sayang abang tak ulang lagi "katakan " Sayang....abang alpa "bisikkan " Darling.. I lupa.."hulurkan tangan, pinta kemaafan pendekatan kasanova, tapi hati yang suci

Rajuk isteri seperti mangga muda perisanya masam tetapi...kalau kena cicahnya enaknya akan terasa.ingat, api yang panas, padam oleh salji yang dingin.

Arghh...tiba-tiba isteri merungut malah kadangkala agak mengugut minta aksesori serta perabut minta Villa yang tersergam indah atau mahligai di lereng bukit sedangkan kita bukan Shah Jehanyang mampu membina Taj Mahal buat isterinya tetapi isteri pula, persis Nur Jehanyang meminta petanda keagungan cintanya Katanya " Seabadi permata....segermelapan intan " ...sedangkan ditangan kita cuma cincin tembaga.

Tiada guna menyesali diri diakan dulu pilihan kita ?semasa mekarnya dia dihargai, dipuja-pujidia kini sudah menjadi ibupada anak-anak kita sudah takdir...permata yang dipilihperlu digilap semula.

Namun putus asa jangan sekali terimalah dia, dengan redha.justeru isteripada hakikatnya adalah bayang-bayang suami wanita adalah tulang rusuk yang bengkok luruskan dengan berhati-hati bertegas tapi jangan berkeras lembut tapi jangan reput.

Katakan wang bukan segala-galanya lalu pada saat yang kudus setelah bersolat bersama bisikkanlah " Duhai isteriku...marilah kita bina perkahwinan ini dengan cinta yang sejati marilah kita kutip rezeki dengan keringat tersuci kita cari harta, tetapi itu bukan segala-galanya padamu isteri,istanamu, di hati ini padamu sayang kalung cintamu, di jiwa ini."

Puuuh...Akan tiba masanya bila 'isteri' di hati tapi kurang dimata usia meningkat kecantikan tergugat dulu yang kita lihat mulus kini beransur pupus betis, tidak lagi bunting padi pipi, bukan lagi pauh dilayang apakah dengan itu akan berkurang cinta kita ?jika berkurang, nyatalah cinta kita selama ini cinta di mata bertapak di body tapi jika cinta tetap kekal malah semakin bertambah ertinya cinta kita di hati, berpasak di budi.itulah cinta sejati.

Namun tidak salah di samping menyanjung budi,kita merampingkan 'body'kalau ada kesempatan ajaklah dia bersenam, amalkan puasa sunat tapi ingat niat kerana Tuhan bukan kerana ingin kuruskan badan tapi Tuhan Maha Penyayang Dia pasti membantu isteri yang memburu keredhaan suami tak salah kalau mohon kesihatan, kecantikan dan kecergasan sama-samalah merampinkan badan yang terlebih dikurangkan jangan sesekali mencemuh apalagi menjauh apa gunanya  membandingkan isteri dengan perawan.

Bukan masanya lagi merenung dara tapi kini saat menghitung dosalalu ajaklah isteri sama-sama menambah bakti moga-moga cinta kita kekal ke hujung usia di dunia ini dan di akhirat nanti itulah yang dikatakan hidup berdua, 'selepas' mati pun bersama.

Uhhh....Kekadang isteri mengamuk dengan ombak prasangka dan taufan cemburu

Apa bukti setiamu suami ?Apakah tandanya hanya aku di hatimu ?kekadang disergahnya kita ketika keringat masih membasah baru menjengah pintu rumah.

Ketika itu nilailah diri mungkin kita berdosa dengan Tuhan atau bersalah dengan insan mungkin banyak kezaliman dan penganiayaan yang telah kita lakukan

Lalu datang teguran, amaran dan peringatan secara 'indirect' dari Tuhan hadapkanlah diri ke cermin hati kaji diri satu persatu kalau liar, berhentilah kalau berdosa, bertaubatlah

Sebaliknya jika ternyata isteri yang melulu nasihatkanlah baik-baik bukan senang nak senang ingatlah mustika kata dalam kitab-kitab tua suami yang bersabar dengan isteri yang jahat akan mendapat pahala Nabi Ayub atau ingatlah pesan Sayidina Umar al-Khattab ketika didatangi seorang suami yang dileteri isteri :

" Bersabarlah, kerana sesungguhnya isteri telah banyak membantu kita. Dia yang menyelamatkan kita daripada amukan nafsu.Dia yang membantu menjaga makan minum kita.Dia yang mencuci kain baju kita Dia yang membantu membersihkan rumah kita...lalu apa salahnya kita bersabar dengan sedikit kerenahnya ? "

Marilah sama-sama kita tabur secubit salji pada segenggam api.Telah banyak kita dengar cerita keruntuhan, kisah perpisahan.Marilah kita suburkan kembali pohon perkahwinan ini walaupun sudah berdekad-dekad usianya.

Institusi ini adalah kubu terakhir kita.Marilah kita pertahankan bersama. Cinta kita jangan mati dalam arus dunia siber,biar setia kita makin waja.Biarlah skrin-skrin internet  memaparkanyang indah-indah pantulan seri rumah tangga kita.

Bicara ini diakhiri dengan satu coretanyang mungkin boleh diguriskan pada kad hari lahir isteri atau kad ulang tahun perkahwinan atau surat biru yang ingin kau utuskan padanya...

Atau kau pahatkan saja di halaman hatimu pada malam nanti :

Aku hanya seorang suami yang menerima setulus hati seorang isteri.Janji yang termeterai di akad nikah kita musim yang lalu.Salam ku hulur buat menyapa hatimu nan luhur.Bersamalah kita harungi derita yang datang.Bersatulah kita tempuhi nikmat yang bertandang.Denai perkahwinan pasti dihujani air mata.Biar kita rasa: rupanya syurga itu sangat tinggi maharnya.

Isteri...tidak kutagih setia, sesetia Hawa.Atau kerinduan menggila Laila yang sangat dalam.Terimalah kehadiran ku di sudut tersuci di dalam hatimu.....seorang isteri

~Berhenti apabila cukup, memadai apabila sederhana~

Kesilapan Kita Dalam Mendidik Anak

(Sumber: Sebutir Kasih Sejuta Sayang)

Hati kita sebagai ibu-bapa kadangkala terusik kenapa anak-anak yang telah diberi pelajaran yang secukupnya dalam bidang Fardhu Ain, masih mengalami masalah salah-laku?

Qurannya sudah khatam (habis dibaca), solat, wuduk, puasa dan lain-lain sudah dikuasai ilmunya, tetapi mengapa masih jahat juga?

Tak cukupkah lagi dengan pengajaran yang diberi?
Atau ada ‘kebocoran’ di mana-mana sewaktu proses mengajar dan mendidik?.
Masalah ini perlu disuluh secara teliti, dan dengan pemikiran yang lebih kritis. Kenapa benih padi yang kita tanam, lalang pula yang tumbuh?
Apapun, pada saya ini masalah ini tentu ada kaitannya dengan perkara asas dan teras. Ya, ini berpunca daripada masalah tauhid – keyakinan dalam hati yang menjadi punca perlakuan dan tindakan.
Tauhid atau akidah adalah ilmu asas yang paling awal wajib diajarkan kepada anak-anak. Tujuan ilmu Tauhid adalah untuk memperkenalkan Allah menerusi nama dan sifat kebesaran-Nya. Kenal akan Allah – ertinya kenal akan sifat-sifat kesempurnaan-Nya yang serba ‘Maha’ seperti Maha Pengasih, Penyayang, Memiliki, Suci, Sejahtera, Memelihara dan sebagainya. 

Apabila sudah mengenali sifat-sifat kesempurnaan Allah ini maka diharap akan timbullah rasa kasih, malu, kagum, sayang, takut, harap, hina, rindu, cinta dan lain-lain dalam diri anak-anak. Apabila timbul rasa-rasa itu maka itulah nanti yang akan mempengaruhi tindakan, percakapan dan perasaannya. Tindakannya adalah tindakan orang yang takut dengan Allah. Percakapannya adalah percakapan orang yang cintakan Allah. Begitulah seterusnya, setiap rasa tertentu akan melahirkan tindakan atau perbuatan yang selaras dengan rasa itu…

Selalu diungkapkan, “tak kenal maka tak cinta.” Untuk cinta, mesti kenal. Maksudnya, jika seorang anak itu benar-benar kenalkan Allah, maka sudah pasti ia cintakan Allah. Dan apabila dia telah cintakan Allah, maka dengan sendirinya lahir perbuatan-perbuatan yang selaras dengan rasa cintanya itu. Apa yang Allah suka, dilakukannya. Apa yang Allah benci, ditinggalkannya.

Tetapi sekiranya lahir perbuatan-perbuatan negatif (menyalahi kehendak Allah), maka itu menunjukkan ia tidak mempunyai rasa cinta. Bila dia tidak mempunyai rasa itu, ini bermakna dia tidak benar-benar kenal akan Allah. Lalu kita bertanya, mengapa seseorang itu masih tidak kenalkan Allah walaupun telah sekian lama diperkenalkan kepada-Nya melalui pengajaran ilmu Tauhid?

Bukankah anak kita sudah tahu yang Tuhannya bernama Allah?
Dia pun sudah menghafal sifat-sifat yang wajib,mustahil dan harus bagi-Nya. Sesetengah anak kita, malah sudah hafaz semua nama-nama Allah yang baik (Asmaul Husna).
Tetapi hairan juga kita kenapa dia tegamak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang dipelajarinya? Dengan kata yang lain, kenapa pengetahuan Tauhidnya tidak berperanan langsung dalam kehidupannya?
Pada pandangan saya, ada beberapa sebab, mengapa pengajaran dan pendidikan ilmu tauhid yang kita sampaikan kepada anak-anak tidak berkesan. Antara sebab-sebab itu ialah:

1. Tidak memanfaatkan usia muda yang paling optimum.Usia yang paling optimum untuk menanamkan ilmu Tauhid ialah antara 8 bulan hingga 8 tahun.
Pada waktu ini fitrah anak-anak sungguh bersih, ditambah pula oleh fikiran, perasaan dan jiwanya yang mula berkembang. Usia ini sepatutnya digunakan sepenuhnya untuk memperkenalkan Allah secara mudah, ‘natural’, santai dan berterusan.
Hujjah akal tidak diperlukan sangat. Yang penting, memberitahu, menetapkan dan meyakinkkan.
Dalil dan pemikiran rasional tidak dituntut justeru pada usia sebegini selalunya akan-anak menerima sahaja input yang kita berikan kepada mereka. Katakan, Allah itu Penyayang, Allah itu Pengasih, Allah itu Penyabar… maka anak-anak akan menerimanya tanpa soal lagi.
Sayangnya, tempoh usia muda ini selalunya diabaikan oleh ibu-bapa dengan alasan, “biarlah… mereka tidak tahu apa-apa, mereka masih kecil lagi.” Sedangkan hakikatnya, pada usia itulah mereka sangat bersedia untuk dicorakkan oleh apa sahaja yang disogokkan menerusi pembukaan semua ‘tingkap’ yang diwakili oleh seluruh pancaindera mereka. Mereka, hakikatnya boleh tahu ‘apa sahaja’. Lalu alangkah baiknya, jika peluang dan ruang ini diisi untuk memperkenalkan Tuhan kepada mereka. Pesan ulama:“Awal beragama adalah mengenal Allah.”
Selalunya, orang yang paling awal kita kenali dalam hidup, maka orang itulah yang paling besar pengaruhnya dalam kehidupan kita apabila dewasa.
Pakar-pakar psikologi menggunakan istilah ‘pelaziman individu rapat yang berpengaruh’ untuk menerangkan hal ini. Sebab itu anak-anak yang telah diperkenalkan kepada Allah sejak kecilnya, akan membentuk menjadi orang dewasa yang dipengaruhi oleh rasa tauhid yang mendalam.
Tauhid umpama benih yang disemai pada awal usia, dan akan tumbuh membesar selaras dengan pertambahan usia. Ibu-bapa yang bijak, akan memanfaatkan masa perbualan, waktu makan, waktu bermain dan apa sahaja waktu bersama anaknya untuk memperkenalkan Tuhan.

2. Tidak manfaatkan unsur alam bagi memperkenalkan Tuhan.Alam ini tandanya adanya Tuhan.
Bukan sahaja alam ini membuktikan Tuhan itu ada, tetapi alam juga membuktikan Tuhan Allah maha Berkuasa…
Soalnya bagaimana hendak diperlihatkan dan dirasakan kepada anak-anak itu akan kebesaran dan keperkasaan Tuhan menerusi penciptaan alam ini? Mudah sahaja, tunjukkan dulu akan kebesaran dan kehebatan alam ini.
Terangkan betapa teraturnya alam ini dengan bulan, bumi dan matahari sentiasa bergerak dan beredar dalam orbit masing-masing. Dari pusingan dan peredaran itu terjadilah siang dan malam, hari, minggu, bulan dan tahun.
Betapa sukarnya kita hendak menggerakkan sesuatu, perlukan tenaga dan daya yang kuat… maka tentulah Tuhan yang menggerakkan seluruh semesta alam ini lebih kuat, dan lebih berkuasa.
Ertinya, sains adalah ilmu yang paling signifikan untuk menanamkan rasa tauhid dalam diri anak-anak. Bukankah sejarah pencarian Nabi Ibrahim untuk mengenali Tuhan ‘terpaksa’ melalui liku-liku dalam ilmu sains? Baginda melihat betapa besarnya kejadian ciptaan Tuhan – seperti bintang, bulan dan matahari. Timbul rasa kagum dalam dirinya akan kehebatan ‘ciptaan-ciptaan’ itu.
Lalu itu semua pernah disangkanya sebagai Tuhan…
Namun oleh kerana ‘kebesaran’ kejadian-kejadian itu akhirnya dilindungi oleh yang lain, maka baginda merasakan tentu ada lagi zat lain yang ‘Maha besar’ – yang mengatasi kebesaran bintang, bulan dan planet-planet itu. Maka pada ketika itulah Nabi Ibrahim diperkenalkan kepada Allah oleh malaikat Jibrail.
Maka kaedah yang sama perlu digunakan masakini.
Bawa anak-anak melihat ‘kebesaran’ alam dalam perjalannnya melihat kebesaran Tuhan. Selagi anak-anak tidak nampak kebesaran alam ciptaan Tuhan ini maka sukar baginya merasakan kebesaran Tuhan yang menciptanya. Oleh itu anak-anak mesti didedahkan selalu kepada pelajaran Sains. Bawa dia dekat dengan alam. Kemudian tarik dirinya untuk mengenal Allah yang mencipta alam.
Menerusi penciptaan planet, haiwan, tumbuhan dan sebarang organisma yang begitu teratur, unik dan indah maka selitkan bahawa ada zat yang Maha Pengatur, Maha Besar dan Maha Indah.
Tidak mungkin segalanya tercipta dengan sendirinya… tentu ada yang Mencipta. Tidak mungkin alam itu teratur tanpa sengaja… tentu ada yang mengaturnya. Bukan sahaja ada yang mencipta dan mengatur, tetapi yang mengatur itu Maka Berkuasa dan Maha Perkasa.
Maksud ilmu sains di sini bukanlah yang begitu rumit dan kompleks sehingga ibu-bapa terpaksa membuat kajian dan rujukan. Tetapi memadailah jika alam ini dijadikan latar atau alat untuk memperkenalkan Tuhan. Bila hujan, tanyakan kepada anak, “siapa jadikan hujan?”
Bila dibawa melawat zoo, melihat berbagai-bagai jenis haiwan, maka usik anak-anak kita dengan pertanyaan-pertanyaan yang boleh memperingat dan memperkenalkan Tuhan kepada mereka. “Agak-agak, ibu monyet tu sayang ke anaknya?” Nanti bila anak kita mengiyakannya, maka kita katakan, “pandai, kalau tak sayang tak kanlah dikendong anaknya ke sana kemari. Semua tu telah Allah dah aturkan. Allah Maha Bijaksana!”

3. Memperkenalkan dahulu sifat-sifat Allah yang Maha Keras.Menerusi tertib penurunan wahyu, Allah telah memperkenalkan dahulu sifat-sifat-Nya yang lembut, baik, pemurah, penyayang… sebelum memperpekalkan sifatnya yang Maha membalas, punya siksa yang Maha pedih dan sebagainya.
Ini juga satu kaedah untuk menyuburkan rasa tauhid ke dalam diri anak kita. Kenalkan dahulu sifat-sifat yang mendatangkan rasa ‘cinta’ daripada rasa ‘takut’.
Walaupun cinta dan takut itu wajib ada dalam diri anak-anak, tetapi dalam kaedah menanamkannya ke dalam hati, rasa cinta mesti di dahului daripada rasa takut.
Kenapa agaknya, kaedah semacam itu perlu dipilih untuk mendidik rasa tauhid? Sebab, Allah mahu menimbulkan rasa dekat, rasa cinta dan rasa sayang para hamba terhada diri-Nya.
Dengan rasa cinta, sayang itu barulah hamba-Nya merapatkan diri. Datanglah pengabdian dan ketaatan hasil rasa cinta. Selepas itu barulah diperkenalkan-Nya sifat-sifat yang menggerunkan seperti Dia memiliki siksa yang amat pedih, Maha Merendahkan, Maha Pengancam dan sebagainya.
Ertinya, anak-anak mesti dididik dengan rasa cintakan Allah berdasarkan sifat-sifat dan nama-nama-Nya yang lembut lebih dahulu sebelum rasa takut berasaskan sifat dan nama-nama-Nya yang keras.
Malangnya, ini tidak berlaku. Bila anak melakukan kesalahan, maka kita ugut dia… nanti Allah humban dalam neraka. Bohong? Lidah kena gunting dengan api! Akibatnya, anak-anak akan mengenali Allah sebagai Tuhan Maha menghukum, Maha mengazab dan sebagainya.
Betul, demikian tetapi salah caranya. Kenapa tidak Tak diterangkan misalnya, bila hujan turun… kita katakan, wah Allah sayang kita. Bila berdepan dengan juadah yang banyak, kita kan syukur banyaknya rezki kita malam ni… ini bukti Allah Pemurah.
Bila anak-anak melakukan kesalahan, kita anjurkan dia meminta maaf… katakan bahawa Allah itu Maha Pengampun! Walaupun Tauhid itu ajaran yang penting, tetapi kaedah tepat untuk menyampaikannya juga sangat penting. Justeru, betapapun bahan masakan berzat tetapi kalau silap kaedah memasaknya, maka musnah jua akibatnya!

~Berhenti apabila cukup, memadai apabila sederhana~

Ukhty...Kamu cantik sekali....

by Abu Hanifah on Monday, December 13, 2010 at 1:56pm
Ukhti, kamu cantik sekali
Tapi hanya di mata manusia. Sedangkan yang Maha Kuasa tak pernah memandang
rupa atau pun bentuk tubuh kita.
Namun Ia melihat pada hati dan amal-amal yang dilakukan hamba-Nya.

Ukhti, kamu cantik sekali
Tapi cantik body tak akan pernah abadi.
Saat ini para pesolek boleh berbangga dengan kemolekan wajah ataupun bentuk tubuhnya.
Namun beberapa saat nanti, saat wajah telah keriput,
rambut pun kusut dan berubah warna putih semua, tubuh tak lagi tegak, membongkok termakan usia,
tak akan ada lagi yang boleh dibanggakan.
Lebih-lebih jika telah memasuki liang lahat, tentu tak akan ada manusia yang mau mendekat.

Ukhti, kamu cantik sekali
Tapi kecantikan hanyalah pemberian dan untuk apa dibangga-banggakan?
Sebaik-baiknya kecantikan disyukuri dengan cara yang benar.
Mensyukuri kecantikan bukanlah dengan cara mendedahkan,
mencantikkan gambar atau men"posing" dalam pelbagai angle ,
sedangkan hakikatnya wajah itu bukan miliknya.
Tidakkah engkau merasa sedikit malu bila banyak mata lelaki ajnabi yang memandangi berhari-hari?
Tidakkah engkau malu ketika wajahmu dinikmati tanpa keizinanmu kerana engkau sendiri yang menayangkan rupamu.. Ataukah rasa malu itu telah punah, musnah? Betapa sayangnya jika demikian sedangkan ia sebagian dari keimanan.

Ukhti, kamu cantik sekali
Tapi apa manfaat pujian dan kekaguman seseorang?
Adakah ia akan menambah pahala dari-Nya?
Adakah derajatmu akan meninggi di sisi Ilahi setelah dipuji?
Tak ada yang menjamin wahai ukhti.
Mungkin malah sebaliknya, wajah cantik itu menjadikanmu tak punya harga di hadapan-Nya,
karena kamu tak mampu memelihara sesuai dengan ketentuan-Nya.

Ukhti, kamu cantik sekali
Kecantikan itu harta berharga,
bukan barang murah yang bisa dinikmati dengan mudah.
Dimana nilainya jika setiap mata begitu leluasa memandang cantiknya rupa.
Dimana harganya jika kecantikan telah ditayangkan umum.
Dimana kehormatan sebagai hamba tuhan jika setiap orang, baik ia seorang kafir,
musyrik atau munafik begitu mudah menikmati wajah para muslimah?

Ukhti, kamu cantik sekali
Alangkah indah jika kecantikan fizikalmu itu dipadu dengan kecantikan hatimu.
Apalah ertii cantik rupawan bila tak memiliki keimanan.
Apalah guna tubuh molek memikat bila tak ada rasa malu yang lekat.
Cantikkan dirimu dengan cahaya-Nya.
Cahaya yang bersinar dari hati benderang penuh keimanan.
Hati yang taat senantiasa patuh pada syariat.
Hati yang taqwa, yang selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Hati yang sederhana, yang tak berlebihan dalam segala urusan dunia.

Ukhti, kamu cantik sekali
Maka tampillah cantik di hadapan penciptamu
karena itu lebih bermakna dari pada menampilkan kecantikan pada manusia yang bukan muhrimmu
Tampillah cantik di hadapan suamimu, karena itu adalah bagian dari jihadmu.
Mengabdi pada manusia yang kamu kasihi demi keridhoan Ilahi.
Tampillah cantik, cantik iman, cantik batin, cantik hati, karena itu lebih abadi.

~Berhenti apabila cukup, memadai apabila sederhana~

Thursday, 9 December 2010

Inspirasi Hatiku


~Berhenti apabila cukup, memadai apabila sederhana~

KENAPA SESETENGAH ORANG SUKA MENGUMPAT?

(Sumber: Sebutir Kasih Sejuta Sayang)
KENAPA MENGUMPAT?

a. Ingin Melenyapkan Kemarahan - Apabila marahkan seseorang, dilepaskan dengan menceritakan keburukan/kelemahan orang yang dimarahi atau didendami. Jadi ia mengumpat mengata yang bukan-bukan. Punca di sini ialah kemarahan serta dendam dalam hati.

b. Kemegahan Diri – Dia ingin disifatkan dirinya lebih tinggi martabat, lebih megah, dan lebih mulia dari orang yang diumpati dengan menyebut kejelekan orang tersebut.

c. Dengki - Iri hati melihat orang yang selalu dipuji dan dimuliakan. Jadi dia mencari jalan atau mengambil peluang (capitalize) atas kelemahan dan keburukan orang tersebut, agar orang itu tidak lagi dipuji atau dimuliakan.

d. Saja Suka-Suka – Yang ini lebih teruk. Bergurau senda untuk ketawa-ketawa yang tidak ada munafaatnya iaitu memeriahkan suasana gurausenda dengan menyebut keburukan orang lain dengan tujuan untuk menjadi bahan ketawa. Selalunya dari segi meniru perlakuan orang yang diumpati.

e. Menghina Orang - Iaitu menganggap hina, rendah/lemah terhadap orang lain. Ini disebabkan kerana perasaan angkuh, sifat tinggi diri yang tiada terbatas serta ingin menganggap bodoh kepada yang dicemuh.

Na'uzubillahi min zalik. Moga dijauhkan...

~Berhenti apabila cukup, memadai apabila sederhana~

Ketika Cinta Bertasbih

(Sumber: Sebutir Kasih Sejuta Sayang)

Perempuan yang suci
Adalah perempuan yang dijaga oleh Allah
Tidak sedikit pun Allah membenarkan
Mana-mana lelaki ajnabi yang fasik menyentuh dirinya
Walaupun hatinya…
Kerana Allah teramat mencintainya…

Tetapi andai kita bergelumang
Dengan cinta lelaki yang palsu imannya

Di mana Allah untuk menjaga kita?
Allah seakan melepaskan kita
Kepada seorang manusia
Yang lebih banyak mengecewakan kita

Jika Allah datangkan kesedaran dalam diri
Supaya meninggalkan cinta seorang lelaki yang munafik
Itu bermakna Allah mahu mengambil kita kembali
Untuk dijaga-Nya, dilindungi…

Mengapa masih ragu-ragu?

Kekuatan usah ditunggu tapi harus dicari
Hargailah di atas kesempatan yang Allah beri…

“Sebesar-besar dosa adalah dosa yang dilakukan ketika kita rasa berdosa melakukannya.” Imam Ghazali

Ukhtiku,
Aku bangga melihatmu derita dalam perjuangan…
Dari melihatmu gembira dalam kelalaian…

Ukthiku,
Aku bangga mendengar tangisanmu kerana pengorbanan…
Dari melihat tawamu dalam pengkhianatan…
Aku bangga andai dikau mati di medan kebenaran…
Dari hidup dalam kesesatan

Kerana jangan lupa ukhtiku…

Muliamu bukan pada pangkat, harta dan rupa
Tapi kerana Islam, Iman dan Ihsan…


~Berhenti apabila cukup, memadai apabila sederhana~

Tuesday, 7 December 2010

Di Pagi Awal Muharram 1432H

Salam Maal Hijrah 1432H.
Alhamdulillah, diri ini masih diberi kesempatan oleh Allah untuk terus menikmati udara nyaman di pagi hari 1 Muharram 1432H ini. Entah mengapa, mata ini tidak mengantuk sama sekali. Mungkin Allah memberiku peluang untuk berjaga di malam hari untuk beribadah kepadaNya. Tapi, lain pula yang daku lakukan. Namun, daku benar-benar berharap, moga tulisanku ini akan dikira sebagai ibadah padaNya jua. Andai daku tersilap bicara, maaf kupohon pada semua, sebelum tuturku bermula.
            Pagiku ini amat syahdu. Sbb boring x dpt nk video call dgn Yayash, daku pun melayari entah apa-apa blog yang ada dan juga video klip, tanpa disedari, daku terklik ke video isteri solehah. Muka mcm pernah ku kenal. Tapi bila kutonton video itu, ternampaklah apa sebenarnya isi video tersebut. Hibanya rasa.. kerana daku mmg pernah menonton video itu. Video yang menunjukkan seorang isteri yang kehilangan suaminya akibat tragedi pesawat Nuri beberapa tahun dahulu. (Al-Fatihah buat semua prajurit yang telah terkorban dalam usaha menjaga keamanan negara. Semoga mereka ditempatkan bersama orang2 yang beriman, insya Allah.) Memang daku akui, semasa tersiarnya video itu di televisyen, mmg diri ini tidak dapat mengawal kesedihan. Namun, daku begitu kagum dengan ketabahan isteri itu.. gagahkan diri, menghadiahkan bacaan Al-Fatihah buat suami tercinta, biarpun dalam keadaannya yang paling lemah dek kehilangan itu. Tabahnya dikau.. terfikir pula diri ini, adakah daku se’tabah’nya? Mampukah daku menjadi se’gagah’nya? Dapatkah daku menjadi se’sabar’nya? Dan yang paling merisaukan diri ini, dapatkah daku menjadi seorang isteri se’solehah’nya.. yang masih mampu mendoakan segala yang terbaik buat si suami dalam apa jua keadaan sekalipun..? Wallahu’alam. Namun, diri ini tetap berdoa agar dapat menjadi yang terbaik buat semua, bukan setakat suami memandangkan daku masih single setakat hari ini ;-D

Ya Allah, izinkanlah hambaMu ini menjadi seorang anak yang solehah, seorang adik yang budiman, seorang kakak yang berusaha memberi tunjuk ajar, seorang ‘aunty’ yang tanpa henti mengasihi, seorang anak saudara yang sentiasa menghormati makcik dan pakciknya, seorang sepupu yang prihatin dgn kebajikan sepupunya, seorang guru yang tanpa jemu mengusahakan ke arah kecemerlangan pelajarnya, seorang pekerja yang mematuhi arahan majikannya, seorang sahabat yang sentiasa mendoakan kesejahteraan hidup sahabatnya di mana sahaja mereka berada, seorang jiran yang mengharmonikan hubungan sesama tetangga, seorang bakal isteri yang sentiasa berusaha mencari keredhaan suami yang beriman agar dapat bersama hingga ke syurga, seorang bakal ibu yang dapat membentuk zuriat2 yang cemerlang di dunia dan akhirat, seorang bakal nenek yang dapat menurunkan ilmu2 berguna agar seluruh keturunanku kelak dapat dikumpulkan untuk kami bertemu di syurga. Ya Allah, daku sedar, terlalu banyak permintaanku berbanding amalku. Belum kuhitung pula banyaknya khilafku. Malu pula rasanya hendak meminta semuanya. Namun, hanya kepadaMu ku pohon segalanya. Berilah daku kesabaran yang tinggi dan jadikanlah daku seorang yang penyabar. Berilah diri ini petunjuk dan hidayahMu, Ya Allah. Sesungguhnya tiada yang lebih berKuasa melainkan Allah, Tuhan Sekalian Alam. Hanya padaMu tempatku meminta pertolongan dan hanya kepadaMu ku serahkan segalanya.
Amin, Ya Rabbal ‘Alamin.

Berbalik kepada tujuan asalku. Sebenarnya, pagi ini daku ingin berbicara tentang salah satu mutiara kata (atau kata-kata hikmah) yang muncul di blog2 dan FB ramai orang. Memanglah daku suka membaca.. tapi untuk beri komen tu, x sempat lah.. jadi akan kurangkumkan di blogku sendiri. Begini bunyinya:

Tak perlu mencari teman sehebat Sulaiman , Andai diri tak secantik Balqis,
Jangan mengharap teman setampan Yusuf, Jika kasih tak setulus Zulaikha,
Usah mengharap teman seteguh Ibrahim, Andai diri tak sekuat Siti Hajar,
Bimbinglah dirinya dan terima kekurangan yang ada sebagai anugerah,
Carilah kebaikan dan bersyukur dipertemukan dengannya...
(Dipetik drpd post FB seseorang yang tidak kukenali - ini khusus untuk kaum Hawa)
* adakalanya, frasa diterbalikkan untuk menjuruskan pada kaum Adam pula *

dan juga berkenaan pernyataan berikut:
“Jika wanita harus pandai memasak, lelaki harus mampu menjadi imam”
(Juga dipetik drpd FB seseorang)

Apa yang kufahami ialah, penulis ingin meluahkan perasaannya tentang kelakuan manusia yang terlalu mencari kesempurnaan. Sedangkan semua orang maklum, bahawa tiada siapa yang sempurna. Bukan niatku untuk menyangkal kerana dalam blogku pun ada juga kutulis mengenai perkara ini (Tajuk: Dambakan yang Sempurna?). Namun, yang menarik perhatianku ialah kerana kata-kata yang sama yang digunakan. Jadi tiba2 sahaja, daku menjadi kritis (hehe..mmg slalu gitu sebenarnya..). Bila difikirkan semula, daku menjadi bingung. Utk memendekkan celotehku, beginilah.
            Pada fikiranku, memang benar, kita harus menyedari dan insaf tentang kelemahan diri, justeru tidak wajarlah kita mengharapkan orang lain menjadi sempurna. Tetapi, daripada pengalamanku (xsemestinya pengalamanku sendiri, ye), mmg nampak macam betul je kesempurnaan yang dicari semua orang. Tetapi, nanti dulu ye.. Beginilah, mungkin daku ini seorang perempuan, pandangan berbeza drpd lelaki tetapi, daku juga ingin menyatakan pendapatku.
            Rasanya, kita tidak patut menuduh mana2 pihak terlalu mencari kesempurnaan terutama sekali bab jodoh. Ini adalah kerana bukan semua yg mencari kesempurnaan sebenarnya, sebaliknya mereka mungkin mencari keserasian. Keserasian tidak semestinya bermakna persamaan mahupun kesempurnaan. Tetapi ia bermaksud mencari peluang untuk menjadikan seseorang atau sesuatu perkara itu lebih byk persamaannya antara satu sama lain dan sekaligus menjadikannya lebih hampir kepada sempurna. Mungkin dalam proses mencari yang serasi, mereka tersasar sedikit. Jadi, usahlah kita tuduh mereka. Kerana kita juga apa kurangnya. Kita juga kalau boleh mahu menyenaraikan kriteria2 berikut untuk calon suami/isteri:
1)      Orang yang beriman (Alhamdulillah, jika ini yg pertama difikirkan)
1)      Berharta
1)      Berkerjaya
1)      Berupa (Ada rupa.. hensem lah, comel lah)
1)      Bertimbangrasa
1)      Bertanggungjawab
1)      Dan lain2 lagi
    Tapi, semuanya adalah yang bernombor SATU .. lagi teruk bukan..?

Daku tidak bermaksud untuk mengatakan kita tidak layak memilih kerana kita MEMANG perlu memilih. Memilih yang terbaik dengan meminta petunjuk daripada Allah. Yang terbaik adalah pilihan Allah untuk kita. Andai yang ditakdirkan Allah untuk kita bukanlah si hero idaman kita atau perwira kebanggaan negara, nah, inilah gunanya kata-kata hikmah itu. Kata2 itu selayaknya digunakan untuk diri sendiri ketika ini, tetapi bukan untuk ditujukan kepada orang lain. Agar kita insaf akan kekurangan diri sendiri dan sentiasa berusaha mencari kebaikan yang ada dalam diri pasangan. Kerana hanya diri sendiri dan Allah yang mengetahui isi hati kita. Biarlah kita gunakannya untuk menilai diri ini agar kita dpt mempertingkatkan dan memperbaiki diri masing2. Semuanya bermula dari dalam diri sendiri. Andai kita ikhlas menerima segala kelebihan dan redha dengan kekurangannya, semoga Allah juga membukakan pintu hatinya untuk menerima kita seadanya dan pada masa yang sama berusaha utk saling tolong-menolong memperbaiki diri masing2. Kekurangan yang ada pada pasangan sebenarnya adalah satu peluang yang Allah peruntukkan untuk pasangannya mencapai keredhaan Allah. Peluang untuk mengisi ruang kosong itu dengan segala macam kelebihan masing2 yang tiada pada pasangannya.

YOU COMPLETE ME... because I’m NOT COMPLETE without you.
           
Tentang perihal masak memasak pula, hmm.. nak sangkal.. nanti orang kata.. hehe! Sbb dia x pandai masaklah tu.. Memang betul, memasak bukan bidangku. Daku x se’terer’ mak, kakak dan arwah nendaku. Bahkan memasak jarang sekali. Tapi ia tidak bermakna daku tidak berminat untuk memasak. Cuma, mungkin belum ada peluang untuk memasak. Jadi, misiku ialah untuk memasak untuk si suami biarpun x sedap.. dia kena makan.. haha! Harap benar suamiku nanti seorang yang tidak mudah komplen.. hehe! Tapi jangan risau wahai bakal suamiku, daku akan berusaha untuk belajar memasak. Kalau tak, terpaksalah dikau makan soto, mee goreng mamak, popiah goreng, karipap, agar2 dan beberapa jenis pudding sahaja sepanjang hayat.. sbb itu shj yang diri ini pandai masak dan yang orang kata sedap. Yang lain, hampeh..huhu! Jadi, wahai bakal suamiku.. maafkanlah ye, jika daku bukan seorang tukang masak yang terer tp daku akan cuba yang terbaik. Relaku berkorban demi mereka yang tersayang. Dan daku juga berdoa agar dikau juga akan terus berusaha menjadi seorang imam untuk keluarga dan semoga dikau mampu menjadi imam/pemimpin kepada hambaNya yang bertaqwa.
 رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Berusahalah, wahai bakal suamiku.
Kerana daku juga ingin menjadi sebaik-baik wanita (isterimu);
yang sentiasa bersyukur atas segala kebaikan yang sudi dikau hulurkan padaku
yang selalu bersabar dengan ketidakmampuanmu menyediakan sesuatu
yang gigih menyenangkan hatimu selalu tatkala melihatku
dan berusaha mentaatimu di kala dikau memerintahku.
Semoga Allah sentiasa memberikan jalan kemudahan.
Amin, Ya Rabbal ‘Alamin.

~Berhenti apabila cukup, memadai apabila sederhana~

Tuesday, 2 November 2010

Dekat di Mata, Jauh Dari Hati?

Jika yang jauh di mata, boleh terasa dekat di hati... mengapa pula yang dekat di mata berada jauh dari hati?
Pelik bukan? Tetapi itulah hakikatnya. Manusia selalu menikmati kewujudan seseorang di sisi tanpa ada rasa insaf. Insaf akan NILAI sebuah perhubungan. Hubungan sesama manusia biar apa pun ikatan di antara mereka. Hubungan seperti ibubapa-anak, adik-beradik, sanak-saudara, jiran-tetangga, teman-taulan, rakan sekerja, teman sehati sejiwa, suami-isteri, dsbg. Mungkinkah kealpaan manusia terhadap nilai itu menyebabkan berlakunya perasaan “dekat di mata tetapi jauh dari hati” ini? Atau mungkinkah manusia terlalu ingin menjaga ego diri agar kelihatan lebih hebat drpd manusia sekeliling, yang mjadikan mereka alpa? Atau, mungkinkah perasaan malu menyelubungi diri sehingga menyebabkan mereka malu untuk melafazkan rasa sayang serta menjaga hubungan itu biarpun pada keluarga sendiri hingga ternukillah lagu “Lafaz Yang Tersimpan”? Wallahu a’lam.
Biar apapun alasan, setiap insan pasti mpunyai sebab yang tersendiri. Mungkin tidak dapat diterima oleh org lain, tapi biarlah diri sendiri yang mengerti.. agar dapat menjawab pertanyaan sendiri tatkala muhasabah diri. Sebelum meneruskan bicara, inginku kongsi bersama. Pernah kubaca beberapa artikel yang menyentuh tentang perhubungan sesama manusia ini. Antara yang menarik perhatianku adalah larangan cubaan mengubah sikap manusia. “Terimalah diriku seadanya”. Frasa yang amat popular terutama sekali di kalangan rakan karib dan juga mereka yang sedang bercinta bahkan suami isteri juga. Bukan diriku hendak menyangkal, tetapi aku setuju dgn frasa tersebut. Memang tiptop lah org yg menciptanya.. Hanya, mungkin kerana aku terlalu kritis.. rasanya adakalanya, ia tidak boleh  diterima mentah2 jek. Maaf jika aku kurang sensitif.. tetapi ini hanya pendapatku yg mungkin kurang pengalaman.
Memang kita tidak patut mengubah org lain hanya kerana kepentingan diri sendiri. Kita juga tidak patut berubah hanya kerana org lain. Jikalau tak, kita akan menyesal nanti. Namun, pernahkah kita terfikir, mengapa perlu kita menyesali sesuatu yang TIDAK mendatangkan kemudharatan pada kita? Malah, jika ianya membawa kepada kebaikan, tiada salahnya perubahan itu kita dilalui atau lakukan. Andai kita menyesalinya, maka, di situlah sebenarnya permulaan masalah kita. Kita tidak ikhlas dan redha dengan apa yg kita lalui. Jika kita ikhlas, maka sesalan tidak perlu wujud selagi kita tidak ingkar arahanNya. Malah, andai difikirkan secara mendalam, kita sebenarnya cuba untuk mengharmonikan sesuatu perhubungan dgn melakukan sedikit perubahan.  Janganlah anggap kita lemah kerana tunduk pada arahan org lain, tetapi anggaplah kita berusaha memperbaiki diri sendiri dengan bimbingan org yg kita sayangi itu. Dia atau mereka inginkan hanya yang terbaik untuk kita. Kerana itulah dia menegur kita.. Mari kita renung situasi ini pula...
Pada hari ulang tahun org yang disayangi.. kita sibuk carikan hadiah bukan?
Bila dia dapat naik pangkat, kita x lengah2 nk ucapkan tahniah, betul tak?
Bila dia dapat baby baru, kita yang dulu melawat ‘anak angkat’ kita tu, x gitu ke?
Jadi jika kita betul sayang padanya, pasti kita akan cuba buat sesuatu yg menyukakan hatinya, betul bukan?
Itulah nilai sebuah perhubungan. Sentiasa berusaha menggembirakan hati mereka. Hmm.. jadi apalah salahnya, jika org yg kita sayangi hendakkan kita buat sesuatu yg mudah dan masuk akal selagi ia tidak bertentangan dgn agama kita dan ditegur dengan cara berhikmah. Lainlah jika suami minta buka tudung, kawan belanja minum arak, jiran ajak gi disko.. nau’zubillah..
Berbalik kepada tajuk asalnya.. adakah mungkin kerana kita tidak mahu menerima pandangan atau nasihat org lain hingga menyebabkan silaturrahim yang terjalin sekian lama terputus talinya.. kemesraan yang wujud kini telah pudar sinarnya... sayang yang mencurah2 suatu ketika dahulu kini ketandusan rasa? ... dan HATI TERASA JAUH biarpun jasad ibarat mendakap erat...? Apa sebenarnya... Wallahua’lam.
Segalanya bermula dari HATI...
Renung-renungkan dan selamat beramal.

Friday, 29 October 2010

METERI PERJANJIAN SETIA

Berjanjilah teman
Ukhuwwah kita yang terbina
Kerana cinta padaNya
Takkan terhalang
Oleh tembok minda manusia
Takkan hilang
Dek api yang menjulang
Takkan sirna
Dek kabus yang kelam
Tapi hanyakan musnah
Dek hati yang hitam

Source: Duhai Teman Sejatiku...

Sunday, 24 October 2010

Curahan Rasa Hati

Duhai teman sejatiku...
Buatmu, cebisan istimewa ini kunukilkan
Tanda persahabatan berpintal iman
Lantaran tak dapat kusembunyi
Apa yang melingkar di hati
Kasihku padamu tidak terperi
Terhampar luas tak bertepi

Source: Duhai Teman Sejatiku...